Ekologi Pangan dan Gizi Tanggal mulai: Kamis, 5 Mei 2011
Tanggal akhir: Jumat, 13 Mei 2011
KEBIASAAN MAKAN “FOOD HABIT”
J.CO DONUTS AND COFFEE
Kelompok 9:
Relina Kusumawardhani I14104011
Siti Nur Fauziah I14104022
Arizki Witaradianingtias I14104032
Sofiatul Andariah I14104045
Asisten Praktikum:
A’immatul Fauziah, S.Gz
Yulia Puspita
Penanggung Jawab:
Dr. Ir. Yayuk F.B, M.S
DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pola makan yang sehat dapat diartikan sebagai suatu cara atau usaha untuk melakukan kegiatan makan secara sehat. Sedangkan yang dimaksud pola makan sehat adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan jumlah dan jenis makanan dengan maksud tertentu seperti mempertahankan kesehatan, status nutrisi, mencegah atau membantu kesembuhan penyakit. Pola makan sehari-hari merupakan pola makan seseorang yang berhubungan dengan kebiasaan makan setiap harinya.
Kebiasaan makan adalah cara-cara individu atau kelompok individu dalam memilih, mengkonsumsi, dan menggunakan makanan yang tersedia yang didasarkan kepada faktor-faktor sosial dan budaya dimana ia hidup. Suatu pola perilaku konsumsi pangan yang diperoleh karena terjadinya berulang-ulang. Orang lebih sering makan di luar sekarang, tidak hanya untuk hari-hari khusus seperti dulu tetapi di hari biasa pun banyak orang yang makan di luar rumah atau restoran. Faktor yang mempengaruhi orang makan di luar rumah adalah kenyamanan yang di dapat dari tempat makan, makanan yang beraneka ragam.
Restoran cepat saji yang memiliki berbagai variasi donat, kopi dan yogurt beku salah satunya adalah J.CO Donuts and Coffee. J.CO Donuts and Coffee adalah restoran dan waralaba yang mengkhususkan dalam donat, yogurt beku dan kopi. Perusahaan didirikan dan dimiliki oleh Johnny Andrean Group.
Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui profil restoran J.CO Donuts and Coffee.
2. Mengetahui menu yang disajikan oleh J.CO
3. Mengetahui keunggulan restoran J.CO Donuts and Coffee. berkaitan dengan ekologi pangan dan gizi.
4. Mengetahui keramaian pengunjung restoran J.CO Donuts and Coffee.
5. Mengetahui kebiasaan makan masyarakat J.CO Donuts and Coffee.
TINJAUAN PUSTAKA
Kebiasaan Makan
Pangan merupakan persoalan BIOCULTURAL. Bio: berkaitan dengan zat gizi yang terdapat dalam pangan yang akan mengalami proses biologi setelah masuk ke dalam tubuh manusia dan mempunyai pengaruh terhadap fungsi organ tubuh. Cultural merupakan faktor budaya yg menyangkut aspek sosial, ekonomi, politik dan proses budaya mempengaruhi seseorang dalam memilih pangan (jenisnya, cara pengolahan dan cara konsumsi).
Menurut Ritenbaugh (1982) makanan adalah contoh sempurna (aperfect example) dari ‘batas’ (boundary) antara faktor biologi manusia dengan budaya. Kebiasaan (Habit) adalah pola perilaku yang diperoleh dari praktik yang terjadi berulang-ulang. Suatu pola perilaku konsumsi pangan yang diperoleh karena terjadinya berulang-ulang. Tindakan manusia (what people do, practice) terhadap makan dan makanan yang dipengaruhi oleh: pengetahuan (what people think), perasaan (what people feel), persepsi (what people perceive) tentang pangan/makanan.
Menurut Guthe and Mead (1945) kebiasaan makan adalah cara-cara individu atau kelompok individu dalam memilih, mengkonsumsi, dan menggunakan makanan yang tersedia yang didasarkan kepada faktor-faktor sosial dan budaya dimana ia hidup. Empat Konsep tentang faktor yang mempengaruhi Kebiasaan Pangan:
1. Model multi-demensi, dikemukakan Sanjur & Scoma (1977) kebiasaan makan dari 4 sudut yang berbeda (functional way) terdiri:
a. Konsumsi makan : Kompleksitas harian (recall 24 jam)
b. Preferensi: suka/tidak saka, penolakan makanan dll
c. Idiologi: folk beliefs, what people think of as food, what effect they think food will have on their health, and what they think is suitable for different ages and groups.
d. Sosial budaya: pendidikan, pekerjaan, pendapatan, budaya dll.
2. Children’s food consumption behavior model, dikemukakan Lund & Burk (1969), kebiasaan konsumsi anak tergantung adanya sikap, pengetahuan dan tiga motivasi utama terhadap pangan yaitu kebutuhan biologis, kebutuhan psikologis dan kebutuhan sosial.
3. An ecology viewpoint of food consumption behavior atau Model Welkam (1969). Model ini menekankan bahwa kebiasaan konsumsi dipengaruhi oleh faktor ekologi, terutama faktor fisik (produksi, pengawetan, distribusi, persiapan dan peralatan yang terkait pangan) dan faktor budaya: status sosial, peranan sosial/upacara, etika, pembagian tugas
Kedua faktor ekologi tersebut berpengaruh terhadap struktur ekonomi yang akhirnya mempengaruhi konsumsi pangan.
4. Keterkaitan antara komponen ekosistem/lingkungan dan penggunaan pangan, dikemukakan oleh Hartog (1995), yaitu lingkungan budaya, lingkungan alam, penduduk mempengaruhi konsumsi pangan suatu penduduk.
5. Levin’s motivasional model atau channel theory (teori alur). Konsumsi dikemukakan oleh Hartog (1995):
a. Asumsi I:
• Semua pangan yang dikonsumsi seseorang bergerak selangkah demi selangkah melalui alur yang sifat dan jumlahnya bervariasi antar budaya.
• Jumlah langkah berbeda-beda untuk setiap alur untuk setiap jenis pangan
• Setiap alur dalam setiap budaya diawasi oleh orang yang disebut : gatekeepers (penjaga pintu)
• Apa dan bagaimana pangan masuk ke suatu alur sangat ditentukan oleh gatekeepers tersebut.
b. Asumsi II:
• Terdapat beragam kekuatan yang menggerakkan pangan dalam alur
• Panda setiap alur terdapat kekuatan yang mendorong pangan masuk ke dalam alur bersangkutan tetapi juga ada kekuatan yang menghambat masuknya pangan dalam alur
• Kekuatan yang mendorong dan menghadang pangan dalam suatu alur adalah: rasa, nilai sosial,manfaat bagi kesehatan dan harga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar