Sofiatul Andariah

Sofiatul Andariah
Lagi seneng

Jumat, 18 November 2011

pengetahuan gizi dan kebiasaan makan anak SD


Laporan Praktikum                                                   Tanggal Mulai   : 27 April 2011
MK. Gizi Dalam Daur Kehidupan                             Tanggal selesai : 30 Mei 2011





PENGETAHUAN GIZI DAN KEBIASAAN MAKAN ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI BARANANGSIANG KOTA BOGOR





Oleh :
Kelompok 5
Novita Puji Handayani            I14104001
Yulinda Kurniasari                   I14104008
Sofiatul Andariah                    I14104045




Asisten Praktikum:
Dwi Inne Listyorini, SP



Penanggung Jawab Praktikum:
Dr. Ir. Lilik Kustiyah, MS





 












DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Anak usia sekolah adalah  investasi bangsa, karena anak adalah generasi penerus bangsa. Kualitas bangsa di masa depan ditentukan kualitas anak-anak saat ini. Upaya peningkatan sumber daya manusia harus dilakukan sejak dini, sistematis dan berkesinambungan. Tumbuh kembangnya anak usia sekolah yang optimal tergantung pemberian nutrisi dengan kualitas dan kuantitas yang baik dan benar. Dalam masa tumbuh kembang tersebut pemberian nutrisi atau asupan makanan pada anak tidak dapat selalu dilaksanakan dengan benar. Penyimpangan ini mengakibatkan gangguan pada organ-organ dan sistem tubuh anak (Judarwanto 2007).
Salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan gizi adalah kebiasaan makan. Anak usia sekolah mempunyai kebiasaan jajan. Kebiasaan jajan cenderung menjadi bagian dari budaya dari keluarga. Makanan jajanan yang kurang memenuhi syarat kesehatan dan gizi akan mengancam kesehatan anak. Pengetahuan gizi anak sangat berpengaruh terhadap pemilihan makanan jajanan. Pengetahuan anak dapat diperoleh baik secara internal maupun eksternal. Untuk pengetahuan secara internal yaitu pengetahuan yang berasal dari dirinya sendiri berdasarkan pengalaman hidup sedangkan secara eksternal yaitu pengetahuan yang berasal dari orang lain sehingga pengetahuan anak tentang gizi bertambah (Pudjiadi 2005).
Sikap pemilihan makanan jajanan merupakan hasil perubahan pada anak SD dan mengalami perubahan terus-menerus menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan dan tingkat budaya tersebut salah satu faktor yang mempengaruhi sikap pemilihan makanan jajanan adalah sikap dalampemilihan makanan (Pudjiadi 2005). Salah satu sikap penting dan mendasar sebagai sebab timbulnya masalah gizi kurang adalah adanya sikap pemilihan makanan jajanan individuyang tidak sesuai dengan kaidah gizi, oleh karena itu upaya penyadaran akan gizi pada anak SD perlu ditingkatkan sehingga anak SD mengetahui makanan jajanan yang baik dan bergizi. Dari segi gizi sebelumnya makanan jajanan belum tentu jelek, karena ternyata makanan jajanan kaki lima menyumbang asupan energi bagi anak sekolah sebanyak 36%, protein 29%, dan zat besi 52%, tetapi keamanan jajanan tersebut baik dari segi mikrobiologis maupun kimiawi masih dipertanyakan (Judarwanto 2007).

Tujuan
1.    Mengetahui identitas anak dan keluarga siswa-siswi
2.    Mengetahui pengetahuan gizi siswa-siswi
3.    Mengetahui kebiasaan sarapan dan jajan siswa-siswi
4.    Mengetahui kapan saat menstruasi siswi
5.    Mengetahui konsumsi pangan dan intake zat gizi siswa-siswi pada hari sekolah dan hari libur
6.    Mengetahui tingkat kecukupan energi dan zat gizi (protein, vitamin A, vitamin C, Ca, dan Fe)
7.    Mengetahui MAR, skor asam amino (SAA), dan MC dari konsumsi pangan siswa-siswi





















METODOLOGI
Waktu dan Tempat
Praktikum dilakukan pada tanggal 27 April- 30 Mei 2011. Pengumpulan data dilakukan di SDN Baranangsiang Kota Bogor, pengolahan data dan pembuatan laporan dilakukan di Kompleks Babakan Fakultas Nomor 5 dan Jalan Malabar Nomor 24 Bogor.
Sampel dan Cara Pengambilan Sampel
Sampel pada praktikum ini adalah siswa-siswi kelas V SDN Baranangsiang Kota Bogor yang berusia 10-13 tahun. Jumlah sampel yang diambil yaitu 6 orang. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah dengan metode purposive sampling yaitu metode pengambilan sampel yang telah mendapat ijin dari pihak sekolah.
Jenis Data dan Cara Pengumpulan Data
Jenis data yang dikumpulkan dalam praktikum analisis pengetahuan gizi dan kebiasaan makan anak sekolah dasar merupakan data primer yang meliputi data karakteristik responden yang terdiri dari identitas anak dan identitas orang tua. Data pengetahuan gizi responden, data kebiasaan sarapan dan jajan, data kebiasaan makan, data konsumsi pangan dan intake gizi responden. Pengumpulan data dilakukan selama dua hari dengan metode wawancara langsung menggunakan alat bantu berupa kuesioner dan formulir recall 2 x 24 jam.
Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data dimulai dari editing, coding, entry, cleaning, dan analisis data. Analisis data diolah dengan menggunakan program komputer Microsoft Excell 2007 for windows dan Nutrisurvey 2007. Data primer yang telah dikumpulkan kemudian diolah berdasarkan beberapa sub judul, yaitu:
1.    Identitas Individu
Analisis data identitas individu meliputi umur dikategorikan menjadi golongan 7-10 tahun dan 10-14 tahun, besaran uang saku dikategorikan menjadi Rp 1.000,00-Rp 4.900,00 dan Rp 5.000,00-Rp 10.000,00. Alokasi pengeluaran uang saku dibedakan berdasarkan untuk jajan, transportasi, pulsa, internet, dan ditabung.



2.     Identitas Keluarga
      Analisis data identitas keluarga meliputi data tentang pekerjaan dan pendidikan orang tua dari setiap responden. Tingkat pendidikan formal dikelompokkan berdasarkan data sebaran yaitu SD/sederajat, SMP/sederajat, SMA/sederajat dan Perguruan Tinggi. Pekerjaan orang tua dikategorikan menjadi PNS, swasta, wiraswasta, dan ibu rumah tangga.
3.    Pengetahuan Gizi
            Pengetahuan gizi dinilai dengan cara menjumlahkan skor jawaban dari setiap pertanyaan dengan kriteria skor, yaitu skor 1 untuk jawaban benar dan skor 0 untuk jawaban salah. Menurut Khomsan (2000), pengetahuan dapat dikategorikan menjadi: (1) kurang, apabila skor <60% dari total jawaban yang benar; (2) sedang, apabila skor 60-80% dari total jawaban yang benar dan (3) baik, apabila skor >80% dari total jawaban yang benar.
4.    Kebiasaan Makan
Kebiasaan makan dinilai dengan cara menjumlahkan skor jawaban dari setiap pertanyaan dengan kriteria skor, yaitu skor 1 untuk jawaban benar dan skor 0 untuk jawaban salah. Persentase skor dari jumlah responden dan dikategorikan menjadi : (1) baik, jika skor >rata2+SD, (2) sedang, jika rata2±SD san (3) rendah, jika <rata2±SD.
5.    Kebiasaan sarapan dan jajan
       Pengolahan data dan analisa data terhadap kebiasaan sarapan dan jajan responden dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan yaitu meliputi kebiasaan sarapan atau makan pagi apakah responden tersebut selalu setiap hari, tidak tiap hari atau tidak pernah sarapan kemudian jika responden sarapan dimanakah responden tersebut sarapan, apakah di rumah, disekolah atau di dalam kendaraan. Kemudian memberikan pertanyaan terhadap keniasaan responden membawa bekal ke sekolah dan menu apa saja yang biasanya dibawa disekolah.
       Analisa responden terhadap kebiasaan jajan disekolah, dan dimana biasanya responden membeli makanan apakah membeli di kantin, warung atau pedagang keliling serta menganalisis jajanan makanan dan minuman yang biasanya dibeli responden.



6.   Kebiasaan Makan
       Menganalisis kebiasaan makan dari masing-masing responden apakah tiap hari, beberapa kali per minggu, jarang atau tidak pernah terhadap frekwensi kebiasaan makan responden yang meliputi frekuensi makan dalam sehari, frekwensi rensponden mengkonsumsi makanan yang mengandung zat gizi protein seperti telur, daging dan ikan, frekuensi kebiasaan minum susu, frekwensi konsumsi terhadap sayuran yang berwarna hijau seperti bayam, kangkung, daun singkong, katuk, sawi hijau kemudian sayuran yang yang berwarna orange seperti wortel serta sayuran yang tidak berwarna seperti kol, sawi putih dan taoge.
       Menganalisis frekuensi  konsumsi makanan yang sumber vitamin dan mineral seperti buah yang berwarna seperti mangga, papaya atau semangka atau buah yang tidak berwarna seperti bengkuang atau sirsak kemudian kebiasaan responden terhadap frekwensi konsumsi makanan yang berlemak dan frekwensi terhadapkonsumsi minuman yang bergula.
       Menganalisis makanan yang dikonsumsi oleh responden berasal darimana, apakah memasak sendiri, pembantu yang memasak, catering atau beli matang dari warung.
7.   Data Konsumsi (food recall 2x24 jam)
       Dari setiap responden dicatat dan dianalisis data konsumsi pada hari selasa 26 April 2011 dan pada hari minggu  01 Mei 2011 dengan mencatat menu makanan yang dikonsumsi responden pada waktu sarapan, selingan 1, siang, selingan 2 dan pada malam hari dan dihitung total konsumsi dan rata-rata konsumsi  responden perhari menggunakan program Nutrisurvey 2007. Dihitung rata-rata konsumsi kelompok yang terdiri dari enam responden dan dikonversikan berdasarkan zat gizi yaitu meliputi perhitungan tingkat kecukupan energi, tingkat kecukupan vitamin dan mineral, skor asam amino dan mutu cerna dari ke enam responden  yaitu sebagai berikut :
1)    Tingkat Kecukupan Energi
Tingkat kecukupan energi dan protein dapat dikategorikan (Depkes 1996 dalam Sukandar 2007) menjadi: (1) defisit tingkat berat, jika TK<70%, (2) defisit tingkat sedang, jika TK 70-79%, (3) defisit tingkat ringan, jika TK 80-89%, (4) normal, jika TK 90-119% dan (5) elebihan, jika TK≥120%.
2)    Tingkat kecukupan vitamin dan mineral dikategorikan menurut (Gibson 2005) menjadi: (1) kurang, jika TK<77% dan (2) cukup, jika TK≥77%
8.    Skor Asam Amino
Analisis skor asam amino dihitung dengan membandingkan asam amino yang dikonsumsi dari beragam pangan terhadap pola kecukupan asam amino. Analisis skor asam amino menghitung kandungan lysine, AAS, treonin dan triptofan serta menganalisis skor asam amino pembatas.
9.    Mutu Cerna
Menganalisis mutu cerna dari masing–masing bahan makanan dan menganalisis tingkat peneyerapan protein pada masing-masing bahan makanan yang dikonsumsi.


















HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Responden
1.    Identitas Anak
a.   Umur anak
Responden pada praktikum kali ini berjumlah enam orang siswa-siswi kelas lima Sekolah Dasar yang terdiri dari tiga responden laki-laki dan tiga responden wanita. Sebagian besar responden berumur 11-14 tahun dengan persentase sebesar 66,7%. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1 Sebaran responden menurut umur
Umur
Jumlah
n
%
7-10 tahun
2
33,3
11-14 tahun
4
66,7
Total
6
100
Rata2±SD
11,3±1,4
b.  Uang saku
Sebanyak lima orang responden memiliki kisaran uang saku sebesar Rp 1.000,00–Rp 4.900,00 dengan persentase sebesar 83,3%. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2 Sebaran responden menurut uang saku
Uang saku
Jumlah
n
%
Rp 1.000,00 – Rp 4.900,00
5
83,3
Rp 5.000,00 - Rp 10.000,00
1
16,7
Total
6
100
Rata2±SD
4583,3±2800,3
c.   Alokasi pengeluaran uang saku
Sebagian besar responden mengalokasikan uang saku untuk jajan dengan persentase sebesar 66,7%. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3 Sebaran responden menurut alokasi pengeluaran
Responden
Jajan (%)
Transportasi (%)
Pulsa (%)
Internet/Games (%)
Ditabung (%)
1
40
0
0
0
60
2
50
0
0
0
50
3
60
0
0
0
40
4
100
0
0
0
0
5
50
0
0
0
50
6
100
0
0
0
0
Rata-rata
66,7
0
0
0
33,3


2.   Identitas keluarga
a.   Pendidikan orang tua
Jenjang pendidikan yang ditempuh oleh sebagian besar ayah responden  adalah SMA dengan persentase sebesar 50% dan ibu responden memiliki tingkat pendidikan terakhir perguruan tinggi dengan persentase sebesar 50%, sehingga dapat disimpulkan bahwa orang tua responden tergolong memiliki pendidikanyang  tinggi. Lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4 Sebaran responden menurut pendidikan terakhir orangtua
Pendidikan terakhir
Ayah
Ibu
n
%
n
%
Tidak sekolah
0
0,0
0
0,0
SD/sederajat
1
16,7
1
16,7
SMP/sederajat
0
0,0
0
0,0
SMA/sederajat
3
50,0
2
33,3
Perguruan tinggi
2
33,3
3
50,0
Total
6
100,0
6
100,0
Tingkat pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap pola asuh anak termasuk pemberian makan, pola konsumsi pangan dan status gizi. Orang yang berpendidikan tinggi cenderung memilih makanan yang lebih murah tetapi memiliki kandungan gizi yang tinggi sesuai dengan jenis pangan yang tersedia dan kebiasaan makan sejak kecil sehingga kebutuhan zat gizi dapat terpenuhi dengan baik. Tingkat pendidikan orang tua yang lebih tinggi akan lebih memberikan stimulasi lingkungan (fisik, sosial, emosional, dan psikologi) bagi anak-anaknya dibandingkan dengan orang tua yang tingkat pendidikannya rendah. Tingkat pendidikan orang tua sangat berpengaruh pada kehidupan di dalam keluarga, khususnya tingkat pendidikan ibu yang mempunyai pengaruh lebih besar. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi memudahkan seseorang untuk dapat menerima informasi dan menerapkannya dalam perilaku dan gaya hidup sehat sehari-hari (Atmarita 2004).
b.  Pekerjaan orang tua
Persentase terbesar (66,7%) pekerjaan ayah yaitu wiraswasta, sedangkan pekerjaan ibu sebagai pegawai swasta dengan persentase sebesar 50%. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 5 Sebaran responden menurut jenis pekerjaan orangtua
Jenis pekerjaan
Ayah
Ibu
N
%
N
%
PNS
0
0,0
1
16,7
Pegawai swasta
2
33,3
3
50,0
Wiraswasta
4
66,7
1
16,7
Ibu rumah tangga
0
0,0
1
16,7
Total
6
100,0
6
100,0
Menurut Suhardjo (1989), jenis pekerjaan yang dimiliki seseorang merupakan faktor yang paling menentukan kualitas dan kuantitas makanan karena jenis pekerjaan memiliki hubungan dengan pendapatan yang diterima. Ibu yang bekerja tidak lagi memiliki waktu untuk mempersiapkan makanan bagi keluarga, namun, seorang istri yang turut bekerja akan meningkatkan pendapatan keluarga.
Pengetahuan Gizi
Aspek pengetahuan gizi dinilai berdasarkan 21 item pertanyaan yang terdapat pada kuesioner. Lebih jelasnya mengenai aspek pengetahuan gizi yang dinilai dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 6 Sebaran responden yang memiliki pengetahuan gizi yang benar berdasarkan aspek pengetahuan gizi tertentu
Aspek pengetahuan gizi
Jumlah
n
%
Empat sehat lima sempurna
0
0,0
Makanlah aneka ragam makanan setiap hari
3
50,0
Untukanak SD, tidak ada satu jenis makanan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi
2
33,3
Tidak ada satu jenis makanan yang mengandung zat gizi lengkap
4
66,7
Makanan berlemak, digoreng dan bersantan tidak perlu banyak
4
66,7
Nasi bisa digantikan mie, kentang, roti, ubi, kentang, jagung
6
100,0
Sebagai sumber zat besi, sayur bayam/ kangkung lebih baik darikol
4
66,7
Sayuran merupakan sumber vitamin dan mineral
4
66,7
Buah banyak mengandung vitamin dan mineral
6
100,0
Apabila tidak ada sayur, saya harus makan buah
6
100,0
Ikan, telur, daging, ayam, banyak mengandung protein
5
83,3
Ikan laut membuat anak menjadi pintar
6
100,0
Tempe atau tahu mengandung protein
6
100,0
Tempe sama baiknya dengan daging ayam
4
66,7
Tahu sama baiknya dengan tempe
4
66,7
Kacang-kacangan seperti kacang hijau, kacang merah, kacang kedelai dan kacang tanah merupakan makanan yang menyehatkan
5
83,3
Minum susu saja sudah cukup untuk membuat tubuh sehat
3
50,0
Sebagai sumber energi, pemanis buatan sama baiknya dengan gula
5
83,3
Minum air putih paling sedikit 6 gelassehari
3
50,0
Makanan dan minuman dari rumah lebih baik daripada makanan jajanan
6
100,0
Sebelum ke sekolah harus makan pagi
6
100,0
Sebagian besar responden menjawab pertanyaan pengetahuan gizi dengan benar dalam aspek:
1.   Nasi bisa digantikan mie, kentang, roti, ubi, kentang, jagung
2.   Buah banyak mengandung vitamin dan mineral
3.   Apabila tidak ada sayur, saya harus makan buah
4.   Ikan, telur, daging, ayam, banyak mengandung protein
5.   Ikan laut membuat anak menjadi pintar
6.   Tempe atau tahu mengandung protein
7.   Kacang-kacangan seperti kacang hijau, kacang merah, kacang kedelai dan kacang tanah merupakan makanan yang menyehatkan
8.   Sebagai sumber energi, pemanis buatan sama baiknya dengan gula
9.   Makanan dan minuman dari rumah lebih baik daripada makanan jajanan
10.   Sebelum ke sekolah harus makan pagi
Berdasarkan jawaban atas kuesioner pertanyaan tersebut, dapat diketahui tingkat pengetahuan gizi responden. Sebaran responden menurut tingkat pengetahuan gizi dapat dilihat pada tabel 7.
Tabel 7 Sebaran responden menurut tingkat pengetahuan gizi
Kategori tingkat pengetahuan gizi
Jumlah
N
%
Baik (≥80)
1
16,7
Sedang (60-80)
5
83,3
Kurang (60)
0
0,0
Total
6
100
Rata2±SD
73,0±9,4
Sebagian besar pengetahuan gizi responden tergolong sedang, yaitu antara 60-80. Pertanyaan dengan skor paling rendah yaitu pertanyaan pertama mengenai arti gambar piramida makanan. Semua responden menjawab arti gambar piramida makanan adalah empat sehat lima sempurna, namun jawaban yang benar adalah gambar menu seimbang. Ketidak tahuan responden mengenai arti gambar piramida makanan disebabkan oleh belum tersosialisasinya program menu seimbang di kalangan siswa. Pada umumnya siswa lebih mengenal istilah empat sehat lima sempurna dibanding menu seimbang. Perlu diadakan sosialisasi menu seimbang di kalangan masyarakat, khususnya anak sekolah agar menu seimbang lebih dipahami dan dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari.
Pengetahuan dapat diperoleh melalui pengalaman diri sendiri maupun orang lain. Pengetahuan gizi memegang peranan yang sangat penting di dalam penggunaan dan pemilihan bahan makanan yang baik, sehingga dapat mencapai keadaan gizi seimbang (Suhardjo 1989). Pengetahuan tentang gizi adalah kepandaian memilih makanan yang merupakan sumber zat-zat gizi dan kepandaian dalam mengolah bahan makanan yang akan diberikan. Pengetahuan tentang ilmu gizi secara umum sangat bermanfaat dalam sikap dan perlakuan dalam memilih bahan makanan. Dengan tingkat pengetahuan gizi yang rendah akan sulit dalam penerimaan informasi dalam bidang gizi, bila dibandingkan dengan tingkat pengetahuan gizi yang baik (Sajogyo 1994).
Kebiasaan Sarapan dan Jajan
Berdasarkan data yang dikumpulkan, diketahui sebanyak 50% responden sarapan setiap hari dan sebanyak 50% responden sarapan namun tidak setiap hari. Semua respoden sarapan pagi di rumah. Sebagian besar responden tidak membawa bekal ke sekolah yaitu sebesar 50%, namun terdapat beberapa responden yang membawa bekal ke sekolah. Jenis makanan bekal yang biasa dibawa ke sekolah yaitu roti, nasi, ikan, ayam, telur, chiki, dan air putih. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 8.
Tabel 8 Sebaran responden menurut frekuensi sarapan dan jajan
Variabel
n
%
Kebiasaan sarapan
1.     Ya, selalu (tiap hari)
3
50,0
2.     Ya, tidak tiap hari
3
50,0
3.     Tidak pernah
0
0,0
Total
6
100,0
Tempat sarapan pagi
1.     Di rumah
6
100,0
2.     Di kendaraan
0
0,0
3.     Di sekolah
0
0,0
Total
6
100,0
Kebiasaan membawa bekal
1.     Ya
2
33,3
2.     Ya, tidak tiap hari
1
16,7
3.     Tidak
3
50,0
Total
6
100,0
Kebiasaan jajan
1.     Ya, selalu (tiap hari)
4
66,7
2.     Ya, tidak tiap hari
2
33,3
3.     Tidak pernah
0
0,0
Total
6
100,0
Tempat jajan


1.     Kantin
2
33,3
2.     Warung
0
0,0
3.     Pedagang keliling
4
66,7
Total
6
100,0

Tidak ada komentar:

Posting Komentar